Mitos atau Fakta Tentang Asuransi Jiwa Yang Kamu Harus Tahu!



Mitos atau Fakta Tentang Asuransi Jiwa Yang Kamu Harus Tahu!

Asuransi jiwa merupakan suatu jaminan kesejahteraan jiwa yang penting. Namun terlepas dari fungsi utama asuransi jiwa sebagai “tameng” ketahanan finansial, masih banyak kesalahpahaman tentang asuransi jiwa yang perlu diketahui.

Indonesia merupakan salah satu negeri dengan tingkat kesadaran asuransi jiwa yang rendah. Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya memiliki asuransi untuk perlindungan dari risiko kehidupan dan finansial. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah masyarakat yang memiliki asuransi dibandingkan dengan populasi Indonesia, yaitu hanya sekitar 1,2 persen.

Pengetahuan masyarakat Indonesia tentang produk – produk asuransi juga masih sangat kurang. Banyak informasi yang masih simpang siur kebenarannya seputar asuransi jiwa. Pada artikel ini akan membahas mitos atau fakta asuransi jiwa agar bisa terhindar dari kesalahpahaman tentang asuransi.

  1. Premi Asuransi Jiwa Mahal

Anggapan ini sering sekali membuat calon nasabah menjadi ragu untuk membeli produk asuransi karena merasa tidak mampu membayarkan premi setiap bulannya. Faktanya, tidak ada premi asuransi yang terlalu mahal jika dibandingkan dengan benefit yang ditawarkan dari setiap produk. Selain itu besaran premi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

  • Riwayat Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Usia
  • Pekerjaan dll

Oleh sebab itu, besaran premi asuransi yang harus dibayarkan bisa dibilang relatif tergantung pada faktor-faktor tersebut. Kesimpulannya kamu tidak bisa mengatakan bahwa premi asuransi mahal karena harus dilihat dari beberapa faktor tersebut.

  1. Asuransi Jiwa Hanya Untuk Orang Tua

Pandangan kepemilikan asuransi jiwa hanya untuk orang tua ini sering kali menyesatkan. Hal ini membuat mereka yang masih berusia muda enggan untuk memikirkan kematangan finansial dan risiko–risiko yang mungkin saja terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Faktanya, asuransi jiwa tidak hanya untuk orang tua atau mereka yang sudah berusia lanjut. Asuransi jiwa justru lebih baik dimiliki sedini mungkin saat masih muda dan sehat. Selain akan mendapatkan premi yang lebih rendah sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan masing–masing.

  1. Klaim Asuransi Jiwa Sulit Diberikan

Banyak yang meragukan benefit dari asuransi jiwa karena menganggap proses klaim yang lama. Faktanya, Industri Asuransi Jiwa berhasil membayarkan klaim dan manfaat kepada nasabah dengan total sebesar Rp 83,93 Triliun di semester I-2022. Sementara, klaim terkait Covid-19 yang telah dibayarkan industri sejak awal masa pandemic di Maret 2020 tercatat mencapai Rp 9,72 Triliun.

Klaim pada asuransi jiwa diberikan sesuai kebutuhan nasabah. Sebelum melakukan klaim, perlu memahami ketentuan–ketentuan yang tertera di polis. Saat mengajukan klaim, perusahaan asuransi biasanya memiliki beberapa dasar untuk menentukan klaim dapat diterima atau ditolak oleh perusahaan. Kemudian, dari adanya proses pengajuan klaim juga terdapat pre–existing condition. Dalam asuransi, kondisi ini memperlihatkan adanya penyakit atau cedera medis yang sudah dialami sebelum menandatangani polis. Beberapa perusahaan asuransi tidak bisa mengabulkan klaim jika nasabah memiliki pre-existing condition. Jadi, pastikan kita betul-betul membaca dan memahami polisnya sebelum tanda tangan.

Nah, sebelumnya sudah dijelaskan beberapa mitos tentang asuransi yang beredar di masyarakat namun tentu saja tidak benar adanya. Jangan ragu untuk menggali informasi lebih banyak sebelum kita memutuskan membeli produk asuransi. Karena bagaimana pun, asuransi yang tepat adalah yang sesuai dengan kebutuhan kita dan mampu melindungi diri dari risiko hidup di masa depan.

Older Post Newer Post