AAJI Daily News - 16 Juni 2025
Senin, 16 Juni 2025
FM-CC-AAJI-006-00
HEADLINE NEWS
TENTANG AAJI
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan bahwa kasus fraud di asuransi kesehatan rentan terjadi, termasuk Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono memperkirakan fraud asuransi kesehatan di Indonesia sebesar 5% dari total klaim. Menanggapi hal itu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai adanya Surat Edaran (SEOJK) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan dapat secara signifikan menekan potensi fraud. "Meski baru akan berlaku mulai 1 Januari 2026, kami percaya apabila implementasinya dilakukan secara berimbang serta memperhatikan kepentingan nasabah dan keberlanjutan bisnis, aturan itu dapat secara signifikan menekan potensi fraud," ucap Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu kepada Kontan, Jumat (13/6).
AAJI: Mekanisme Co-payment Bukan Hal Baru dan Sudah Ada Sejak Lama (kontan.co.id, 15/06/2025)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Surat Edaran (SEOJK) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan pada 19 Mei 2025. Dalam SEOJK tersebut, tertuang salah satu ketentuan mengenai produk asuransi kesehatan harus memiliki skema co-payment atau pembagian risiko dalam layanan rawat jalan dan rawat inap. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan ketentuan pembagian risiko atau co-payment yang tertuang dalam SEOJK 7/2025 sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dan sudah ada sejak lama. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan mekanisme co-payment juga sudah diterapkan pada berbagai jenis produk asuransi di Indonesia. "Mekanisme co-payment bukan hal baru dan telah diterapkan di banyak jenis asuransi lain. Mekanisme itu juga diberlakukan pada jenis asuransi lain, seperti asuransi kendaraan, properti, dan lain sebagainya," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (13/6).
INDUSTRI & ASURANSI
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan bahwa kasus fraud di asuransi kesehatan rentan terjadi, termasuk Indonesia. OJK bahkan memperkirakan fraud asuransi kesehatan di Indonesia mencapai 5% dari total klaim. Menanggapi fenomena itu, PT Asuransi Ciputra Indonesia (Ciputra Life) berharap ketentuan dalam Surat Edaran (SEOJK) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan, termasuk mekanisme co-payment atau pembagian risiko, dapat menekan potensi fraud. "Dengan mekanisme co-payment , diharapkan nasabah dapat lebih bijaksana dalam menggunakan asuransi kesehatan, sehingga dapat menekan potensi fraud dalam hal moral hazard, abuse, dan overtreatment yang selama ini menjadi penyebab kenaikan premi asuransi kesehatan di samping faktor inflasi kesehatan," ungkap Direktur Ciputra Life Listianawati Sugiyanto kepada Kontan, Minggu (15/6).
Fraud Ancam Bisnis Asuransi Kesehatan (Kontan, 14/06/2025)
Tak hanya inflasi medis, ekosistem asuransi kesehatan juga masih rentan terhadap ancaman fraud, Penguatan aturan hingga pengawasan internal menjadi tuntutan untuk menyehatkan ekosistem dari praktik kecurangan.Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono memperkirakan, fraud asuransi kesehatan di Indonesia bisa mencapai 5% dari total klaim.Sebagai gambaran, sepanjang 2024, industri asuransi membayarkan klaim sebesar Rp 28,6 triliun. Artinya, nyaris Rp 1,5 triliun di antaranya masuk ke kantong pihak-pihak tak bertanggung jawab."Fraud dilakukan lewat penyalahgunaan tindakan atau menggunakan dokumen palsu dalam mengajukan klaim," kata Ogi, Kamis (12/6).Guna menekan fraud, regulator merilis Surat Edaran OJK No 7 Tahun 2025. Dalam aturan baru asuransi kesehatan ini, industri asuransi dituntut untuk meningkatkan medical capabilites karenaharus mempekerjakan dokter dan membentuk Dewan Penasihat Medis untuk menganalisis tindakan medis yang dilakukan di fasiltas kesehatan.
Indonesia Re Berharap Berkah Akhir 2025 untuk Memacu Hasil Investasi (bisnis.com, 13/06/2025)
Industri reasuransi di Indonesia mengawali 2025 dengan catatan kontraksi pada ekuitas dan hasil investasi. Tren di industri tersebut juga dialami oleh PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan terlalu dini untuk menilai performa keuangan reasuransi di awal tahun. Menurutnya, kinerja keuangan perusahaan reasuransi akan terefleksi di akhir tahun nanti. "Kalau bicara hasil investasi, itu yang diakui kapan sesuai aturan? 31 Desember. Jadi angka sekarang itu belum menunjukkan apa-apa. Ini masih perjalanan," kata Benny saat ditemui di Jakarta, Kamis (12/6/2025). Tahun depan, Indonesia Re bakal terlibat dalam konsorsium asuransi yang menanggung asuransi parametrik bencana alam di wilayah Indonesia. Konsorsium ini akan diikuti oleh reasuransi-reasuransi Tanah Air. Dalam kaitannya dengan kinerja ekuitas dan hasil investasi industri yang sedang susut, Benny menegaskan ada konsep yang kemungkinan juga akan melibatkan reasuransi global.
Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan kontribusi aktif dari sektor keuangan, termasuk industri asuransi dan reasuransi.Untuk memperkuat peran strategis sektor ini dalam mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta meningkatkan ketahanan nasional terhadap risiko bencana, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Sustainability Dialogue 2025 'Advancing Sustainable Development and Climate Resilience through Parametric Disaster Insurance: A Pathway to Responsive, Reliable, and Responsible Risk Financing'.Acara ini menghadirkan pemangku kepentingan dari lintas sektor termasuk pemerintah, regulator, pelaku industri perasuransian dan keuangan, akademisi, dan mitra pembangunan lainnya untuk mendiskusikan peran Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai fondasi sistem pembiayaan risiko bencana yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Perusahaan perasuransian bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah berkolaborasi menyusun produk khusus asuransi parametrik bencana dengan skema konsorsium. Pengimplementasian produk tersebut rencananya akan ditargetkan pada Januari 2026. Adapun PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re dan PT Reasuransi Maipark Indonesia menjadi pihak dari sektor perasuransian yang diberikan mandat oleh Kemenkeu untuk ikut serta menyusun mekanisme produk asuransi parametrik bencana dengan skema konsorsium. Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu tak memungkiri memang ada tantangan yang dihadapi dalam merealisasikan produk asuransi parametrik bencana. Dia bilang tantangannya ada di sisi kolaborasi. "Tantangannya itu menggandeng semua pihak, kolaborasinya," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/6).
Indonesia masih mengalami peningkatan signifikan dalam kasus penyakit, antara lain diabetes, tuberkulosis, serta penyakit mental.Komitmen tinggi pada kesehatan masyarakat dan sebagai bagian dari rangkaian hari ulang tahun ke-17, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menggelar roadshow kesehatan bertajuk Generali Health Cities di 17 kota, yang diselenggarakan pada Juni, Juli, dan Agustus.Dalam roadshow, Generali Indonesia memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mengakses pemeriksaan lengkap, mulai dari medical check up (MCU), body mass index (BMI), tes pernapasan, tes mata, pemeriksaan jantung electrocardiogram (EKG), dan konsultasi dokter.Bekerja sama dengan rumah sakit dan jaringan kesehatan rekanan, acara ini akan diadakan di kota Bandung, Medan, Palembang, Jakarta, Tangerang, Semarang, Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, Batam, Cianjur, Malang, Pontianak, Palangkaraya, Pekanbaru, Makassar, hingga Jayapura dan akan melibatkan partisipasi ribuan peserta dan relawan.
PT MSIG Life Tbk. ( LIFE ) mengungkapkan sejumlah peluang industri asuransi jiwa meningkatkan kinerja hasil investasi saat menghadapi sejumlah tantangan.Epsen Halim, Division Head of Investment MSIG Life menjelaskan bahwa faktor global yang berasal dari ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta kebijakan moneter The Fed mengakibatkan menguatnya posisi mata uang dolar AS menjadi tantangan beberapa bulan terakhir."Namun, terdapat peluang dari semakin meredanya perselisihan antara kedua negara tersebut serta posisi dolar AS yang seiring melemah dikarenakan kondisi fiskal AS yang tidak sekuat sebelumnya, serta sinyal pelonggaran moneter dari The Fed," kata Espen kepada Bisnis , dikutip pada Jumat (13/6/2025).Tantangan lainnya, pasar saham baik global maupun domestik mengalami koreksi khususnya setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada awal tahun ini."Namun, kondisi ini juga membuka peluang entry menarik pada aset berisiko di tengah pelemahan pasar," jelasnya.
PT Asuransi Jiwa Ciputra Life mencatatkan kinerja investasi yang positif sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Perseroan berhasil mencatatkan lonjakan hasil investasi sekitar 69,4% per April 2025. Direktur Utama Ciputra Life, Hengky Djojosantoso mengungkapkan perusahaan berhasil membukukan hasil investasi sebesar Rp 16,26 miliar per April 2025, melonjak 69,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,6 miliar. "Kinerja investasi yang sangat baik tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan dana kelolaan investasi yang tumbuh 36% secara tahunan," jelas Hengky kepada Kontan, Kamis (12/6). Hengky mengatakan, per April 2025 dana investasi Ciputra Life mencapai Rp 899,8 miliar, naik dari Rp 657,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, strategi alokasi investasi yang difokuskan pada instrumen pendapatan tetap juga berperan besar dalam menopang kinerja. Instrumen seperti obligasi pemerintah menjadi tulang punggung portofolio investasi perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar.
Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) mencatat pertumbuhan kinerja industri asuransi syariah, meliputi asuransi jiwa, asuransi umum, dan reasuransi hingga April 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengatakan premi asuransi syariah per April 2025 mencapai Rp 9,84 triliun, naik 8,04 persen secara tahunan ( year on year /yoy). "Per April 2025, Asuransi Syariah mencatatkan premi sebesar Rp 9,84 triliun atau meningkat sebesar 8,04 persen YoY. Dari sisi klaim tercatat sebesar Rp 7,39 triliun atau naik 8,10 persen YoY," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (16/6). Dari sisi aset, Ogi menyebutkan asuransi syariah mengalami peningkatan sebesar 4,35 persen (yoy). Kemudian kontribusi asuransi syariah sebesar Rp 9,84 triliun memiliki porsi sebesar 8,45 persen dari total premi asuransi komersial. Dari sisi tertanggung, polis asuransi syariah memiliki porsi 2,8 persen dari total polis asuransi. Ogi menilai, kenaikan kinerja asuransi syariah tersebut mengindikasikan peningkatan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi berbasis syariah.
Pentingnya Deteksi Dini dan Proteksi Finansial (Ekonomi Neraca, 14/06/2025)
Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar yang perlu menjadi perhatian adalah tekanan finansial yang juga menyertainya. Berdasarkan studi dari Kementerian Kesehatan dalam Rencana Kanker Nasional 2024-2034, 79% pasien kanker mengalami toksisitas finansial, yakni kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar akibat tingginya biaya pengobatanbiaya tersebut melebihi 30% dari pendapatan rumah tangga. Dalam tiga tahun terakhir, Allianz Life Indonesia mencatat bahwa kanker menempati salah satu dari tiga penyakit kritis yang paling banyak diajukan klaimnya, yakni sebesar 31%, disusul oleh stroke dan serangan jantung. Hal ini menjadi pengingat bahwa penyakit serius bisa datang tanpa peringatan, dan masyarakat perlu mempersiapkan perlindungan yang mencakup bukan hanya aspek kesehatan, tetapi juga ketahanan finansial. Selain itu, ironusnya sekitar 70% kasus kanker serviks terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut, saat gejala mulai mengganggu aktivitas dan pilihan pengobatan menjadi lebih terbatas.
DALAM rangka memperingati Hari Donor Darah Sedunia, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengadakan kegiatan donor darah yang diselenggarakan pada 12-13 Juni 2025 di Kantor Pusat Prudential, PRUuniversity dan PRUTower, Jakarta. Kegiatan tahunan ini didukung oleh Hermina Group Hospital dan Palang Merah Indonesia (PMI).Sebanyak 240 peserta yang terdiri dari karyawan, tenaga pemasar dan juga nasabah Prudential Indonesia ikut serta dalam kegiatan donor darah dan berhasil mengumpulkan total 136 kantong darah pada kedua hari penyelenggaraan acara tersebut.Kegiatan donor darah ini merupakan inisiatif tahunan Prudential Indonesia dalam mendukung kesehatan masyarakat sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang menjadi bagian dari nilai keberlanjutan perusahaan, untuk mendorong sumber daya manusia yang lebih sehat seraya membantu sesama yang membutuhkan donor darah.Chief Health Officer Prudential Indonesia, Yosie William Iroth, mengatakan, melalui kegiatan Prudential Blood Drive 2025, pihaknya ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbagi dan menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Pertimbangkan Berbagai Aspek, Berikut Cara Zurich Life Tinjau Tarif Premi (kontan.co.id, 15/06/2025)
PT Zurich Topas Life (Zurich Life) melakukan evaluasi berkala secara konsisten dalam meninjau tarif premi seluruh produk asuransi milik perusahaan.Presiden Direktur Zurich Life Richard Ferryanto mengatakan proses evaluasi itu mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain dinamika industri kesehatan, kinerja produk asuransi kesehatan, dan penyakit kritis berdasarkan anaslisis data claim, serta proyeksi biaya medis."Perusahaan juga memastikan seluruh kebijakan dan penyesuaian yang dilakukan senantiasa sejalan dengan arahan dan regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (15/6).Lebih lanjut, Richard menyebut hasil evaluasi itu menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan dengan tetap mengedepankan kualitas layanan, keberlanjutan manfaat polis, serta menjaga agar premi tetap kompetitif, tetapi tetap nyaman bagi para pemegang polis.
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) kembali mendukung berbagai rangkaian acara atletik berskala nasional dan internasional di Indonesia. Mengawali tahun ini, Generali Indonesia memberikan proteksi asuransi jiwa dan perawatan rumah sakit kepada 6.000 pelari LPS Monas Half Marathon , sebuah ajang lomba lari sejauh 21 km yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Seremoni pemberian proteksi Generali Indonesia dilakukan pada saat acara berlangsung, 15 Juni 2025, bersama perwakilan jajaran manajemen perusahaan, termasuk Direktur/Chief Partnership Distribution Amit Vakil, Direktur/Chief Financial Officer Chin Nyean Soon, dan Chief Marketing Officer Elia C. Wijaya. Jadi Pertama di Kawasan Indonesia Timur, Imigrasi akan Bangun Sistem Autogate di Bandara Sam Ratulangi Manado Rebecca Tan, President Director & Chief Executive Officer Generali Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan sangat antusias mendampingi para pelari LPS Monas Half Marathon yang ambisius mengejar personal best mereka.
Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H, Avrist Group yang terdiri dari PT Avrist Assurance, PT Avrist General Insurance, dan PT Avrist Asset Management kembali menunjukkan komitmennya dalam berbagi dengan sesama.Melalui program sedekah kurban, Avrist Group menyalurkan hewan kurban serta daging kaleng siap saji kepada ratusan warga di Kampung Cimuning, Mustikajaya, Bekasi, pada Jumat (6/6/2025). Kegiatan ini juga menjadi bentuk apresiasi kepada tenaga penunjang Avrist yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.Proses penyembelihan dan distribusi hewan kurban dilakukan bersama Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Furqon, Perumahan Larimar, Bekasi Timur Regency 3.Presiden Direktur Avrist Assurance, Simon Imanto mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan bentuk kontribusi nyata perusahaan terhadap masyarakat luas.
Simak Strategi Investasi Ciputra Life di Tengah Ketidakpastian Ekonomi (kontan.co.id, 15/06/2025)
PT Asuransi Jiwa Ciputra Indonesia (Ciputra Life) tetap mempertahankan strategi konservatif dalam pengelolaan investasinya di tengah dinamika pasar keuangan yang terus berubah. Perusahaan masih mengandalkan instrumen berpendapatan tetap sebagai tulang punggung portofolio investasinya.Direktur Utama Ciputra Life, Hengky Djojosantoso, menyampaikan bahwa sekitar 80% portofolio investasi perusahaan saat ini masih didominasi oleh obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Strategi ini dinilai paling sesuai dengan profil risiko perusahaan dan memberikan kestabilan imbal hasil dalam jangka panjang."Pemangkasan suku bunga akan meningkatkan nilai (capital gain) obligasi yang ada dalam portofolio kami," ujar Hengky kepada Kontan, Kamis (11/6).Ia menambahkan bahwa potensi kenaikan harga obligasi menjadi faktor positif yang diantisipasi perusahaan seiring pelonggaran kebijakan moneter.
Skema Co-Payment Asuransi Kesehatan Bakal Berlaku Efektif 2026 (liputan6.com, 15/06/2025)
Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) menyatakan penerapan skema co-payment atau pembagian risiko klaim antara perusahaan asuransi dan pemegang polis akan berlaku efektif pada 1 Januari 2026.Penerapan skema co-payment ini diatur dalam Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 7/SEOJK.05/2025 tentang Penyelenggaran Produk Asuransi Kesehatan. SE diterbitkan sebagai upaya memperbaiki ekosistem asuransi kesehatan."Ini perbaikan ekosistem asuransi kesehatan agar industri tumbuh secara suistain dan efisiensi karena dilakukan perbaikan-perbaikan di asuransi kesehatan itu. Konsumen berdikan layanan lebih baik dan efisien. RS harus melakukan perbaikan karena aturan ini juga mencakup dokter, termasuk perusahaan asuransi," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono saat focus group dissussion (FGD) dengan media massa, ditulis Minggu (15/6/2025).
Zurich Life Catat Pendapatan Premi Tumbuh 17% pada Kuartal I-2025 (kontan.co.id, 15/06/2025)
PT Zurich Topas Life (Zurich Life) mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi pada kuartal I-2025. Presiden Direktur Zurich Life Richard Ferryanto mengatakan perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 17% pada kuartal I-2025, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Pertumbuhan positif itu utamanya didorong oleh kontribusi signifikan dari kanal distribusi agency dan group life channel," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (15/6). Jika menilik laporan keuangan yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Zurich Life mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 236,58 miliar pada kuartal I-2025. Adapun pendapatan premi pada kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp 202,33 miliar. Untuk mendorong kinerja pendapatan premi ke depannya, Richard mengatakan Zurich Life akan menerapkan sejumlah upaya. Dia bilang upayanya, yakni Zurich Life menempatkan fokus pada penguatan kemitraan strategis, optimalisasi kanal distribusi, serta akselerasi digitalisasi layanan.
INFORMASI KEUANGAN
USD/IDR |
16.295,00 |
IHSG |
7,166.06 |
BI Rate |
5.50 % |
Sumber Media:
kontan.co.id, Kontan, bisnis.com, jpnn.com, jateng.tribunnews.com, kumparan.com, Ekonomi Neraca, mediaindonesia.com, manadopost.jawapos.com, tribunnews.com, dan liputan6.com.
