AAJI Daily News - 17 Juni 2025
Selasa, 17 Juni 2025
FM-CC-AAJI-006-00
HEADLINE NEWS
TENTANG AAJI
ASOSIASI Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memaparkan berdasarkan kinerja 56 perusahaan asuransi jiwa pada periode Januari-Maret 2025, industri berhasil membukukan pendapatan premi sebesar Rp47,45 triliun, tumbuh 3,2% secara tahunan."Capaian ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perlindungan jiwa terus menguat, sebuah tren positif yang tak lepas dari kontribusi tenaga pemasar yang profesional dan beretika," ujar Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu, di Jakarta, Senin (16/6).Togar melanjutkan dari sisi jumlah total tertanggung industri tercatat mencapai 97,86 juta orang hingga akhir Maret 2025, yang terdiri dari 21,97 juta tertanggung perorangan dan 75,89 juta tertanggung kumpulan. "Kenaikan sebesar 19,7% ini menegaskan upaya para tenaga pemasar dalam memperluas jangkauan proteksi ke seluruh lapisan masyarakat membuahkan hasil," ucap Togar.Menurut Togar, tenaga pasar seperti agen asuransi sangat penting untuk terus dibina sehingga mampu melahirkan agen asuransi yang profesional dan berintegritas.
Perusahaan Asuransi Sangat Membutuhkan Agen, Peluang Bagi Gen Z (jpnn.com, 16/06/2025)
Kemajuan teknologi ditandai dengan penggunaan AI tidak akan menggeser kedudukan agen asuransi. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu, perusahaan asuransi masih membutuhkan agen.Tercatat hingga saat ini jumlah agen asuransi di Indonesia hanya 250 ribu orang. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 300 juta orang."Saya pernah bilang kalau agen itu akan hilang dengan adanya AI. Namun, dengan melihat data yang ada, saya tarik kembali pernyataan saya, karena ternyata perusahaan asuransi sangat membutuhkan agen," kata Togar Pasaribu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/6).Memang, kata dia, butuh perjuangan besar untuk meyakinkan Gen Z untuk masuk di dunia asuransi. Gen Z harus tahu menjadi agen asuransi cukup menjanjikan tidak sekadar untuk makan seharian.Dia menyebutkan, salah satu wadah bagi para tenaga pemasar untuk mengembangkan kapasitasnya sebagai perencana keuangan berskala internasional adalah MDRT.
Kanal distribusi keagenan di industri asuransi jiwa mencatatkan penurunan pendapatan premi pada kuartal I-2025. Meski demikian, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tetap optimistis prospek kanal ini masih menjanjikan, terutama seiring tren pertumbuhan produk tradisional. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan, pendapatan premi dari kanal keagenan tercatat sebesar Rp 13,96 triliun hingga akhir Maret 2025. Angka ini turun tipis 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,17 triliun. "Penurunan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam distribusi asuransi," kata Togar kepada Kontan, Senin (16/6). Kendati menurun, Togar menilai kanal keagenan tetap memiliki prospek cerah ke depan. Sebab, terdapat peningkatan kontribusi produk tradisional yang kini mendominasi pendapatan premi industri. "Perubahan ini tentunya membuat para tenaga pemasar yang terbiasa berjualan produk unit link harus mulai membiasakan diri untuk berjualan produk tradisional," ujar Togar.
Hasil Investasi Asuransi Jiwa Terjun Bebas (Kontan, 17/06/2025)
Hasil investasi tertekan kinerja pasar saham di kuartal IIndustri asuransi jiwa mencetak kinerja investasi yang tak menggembirakan, seiring tekanan berat di pasar modal di awal 2025. Kondisi ekonomi dan geopolitik global yang tak pasti membuat pelaku industri bersikap konservatif, agar hasil investasi tak semakin tergerus.Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pelaku industri hanya mengantongi hasil investasi Rp 340 miliar di kuartal I-2025. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan asuransi jiwa masih mencatatkan hasil investasi Rp 12,32 triliun.Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi & Pajak AAJI Simon Imanto menyebut, pasar saham yang melemah jadi penyebab utama penurunan hasil investasi di tiga bulan pertama 2025.Ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan sekitar 8% sejak awal tahun. Koreksi ini dipicu ketidakpastian global, termasuk kebijakan The Federal Reserve yang menahan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan.
INDUSTRI & ASURANSI
RI Jadi Incaran Asuransi Syariah, Bos OJK Ungkap Datanya (cnbcindonesia.com, 16/06/2025)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, asuransi syariah Per April 2025 mengalami peningkatan premi sebesar 8,04% secara tahunan menjadi Rp9,84 triliun. Capaian tersebut untuk asuransi syariah baik asuransi jiwa, asuransi umum, dan reasuransi.Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono mengatakan, populasi muslim terbesar di Indonesia menjadi daya tarik sektor jasa keuangan non bank ini dapat terus tumbuh dan berkembang."Dengan populasi muslim terbesar di dunia dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan keuangan yang sesuai prinsip syariah, menjadi peluang untuk pengembangan lebih lanjut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (16/6).
Industri asuransi global terus beradaptasi dengan perubahan regulasi dan dinamika pasar. Menghadapi tantangan ini, MDRT Day Indonesia 2025 hadir kembali dengan tema " Overcoming The Limits " untuk membekali para agen dan pebisnis asuransi agar tetap tangguh dan adaptif. Acara inspiratif ini dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli 2025 di The Kasablanka Hall Lantai 3, Mal Kota Kasablanka, Jakarta.Billy Tegar Pradipta, Ketua MDRT Day Indonesia 2025, menjelaskan bahwa tema " Overcoming The Limits " dipilih untuk membantu para profesional asuransi mengatasi batasan fisik, mental, dan emosional yang timbul akibat perubahan.
PT Zurich Topas Life (Zurich Life) mencatatkan pertumbuhan kinerja pada lini asuransi jiwa kredit hingga April 2025. Presiden Direktur Zurich Life, Richard Ferryanto menyampaikan, pendapatan premi dari lini tersebut tercatat tumbuh sebesar 835,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, ia tak merinci besaran nilai preminya. Jika ditelaah dari laporan keuangan Zurich Life, jumlah pendapatan premi neto tercatat mencapai Rp 264,37 miliar per April 2025. Angka tersebut tumbuh sebanyak 2,07% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 259 miliar. Menurutnya, pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kanal distribusi perusahaan, termasuk melalui kerja sama dengan koperasi dan sejumlah platform digital baru.
Astra Life Luncurkan AVA Proteksi Penyakit Kritis (katadata.co.id, 16/06/2025)
PT ASURANSI JIWA ASTRA (Astra Life) meluncurkan produk asuransi terbarunya, AVA Proteksi Penyakit Kritis, yang menawarkan perlindungan komprehensif hingga 89 kondisi penyakit kritis termasuk tindakan medis Coronary Angioplasty (prosedur untuk membuka pembuluh darah jantung yang tersumbat atau menyempit). Produk ini hadir dengan berbagai pilihan kemudahan dan tersedia melalui jalur distribusi bancassurance yang bekerjasama dengan Permata Bank. Presiden Direktur Astra Life, Nico Tahir, mengatakan, "Kami memahami betul bahwa biaya pengobatan penyakit kritis seringkali menjadi kendala besar bagi masyarakat. Melalui peluncuran AVA Proteksi Penyakit Kritis, kami berharap dapat memberikan ketenangan pikiran dan solusi finansial yang fleksibel.
Ini Kata AAUI Soal Wacana Asuransi Makan Bergizi Gratis (kontan.co.id, 16/06/2025)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat menyatakan mendorong perusahaan asuransi untuk bisa berkontribusi di program pemerintah, khususnya dalam hal menyediakan produk asuransi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mengenai hal itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan pada dasarnya AAUI mendukung program yang dilakukan pemerintah, termasuk MBG. Hanya saja, Budi menerangkan mekanisme keterlibatan perasuransian dalam program MBG juga harus dipikirkan secara matang. Dia bilang jangan sampai tarif premi untuk asuransi diambil selain dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang memang dialokasikan khusus untuk program MBG. "Kalau apa pun (program), pasti dukung, tetapi apakah hal itu bisa berjalan sesuai harapan? Kalau dikutip dari angka yang ditetapkan untuk MBG, kami tak keberatan juga, karena itu memang diambil dari APBN. Saya juga tak mau kalau dibilang mengambil keuntungan di dalam kesempitan. Jadi, itu sikapnya," ucapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/6).
Kampanye Kesehatan dan Kepedulian Sosial Lewat Aksi Donor Darah (investor.id, 16/06/2025)
Donor darah merupakan salah satu aktivitas yang banyak memberikan manfaat tidak hanya pada diri sendiri, namun juga kepada seluruh orang yang membutuhkan. Bahkan kegiatan ini diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 2/2011 tentang pelayanan donor darah.Dalam rangka memperingati Hari Donor Darah Sedunia, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menggandeng Hermina Group Hospital dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk melaksanakan kegiatan donor darah yang diikuti oleh karyawan, tenaga pemasar dan nasabah.Chief Health Officer Prudential Indonesia Yosie William Iroth mengatakan bahwa melalui kegiatan "Prudential Blood Drive 2025," perusahaan ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbagi dan menjaga kesehatan secara berkelanjutan."Kami ingin memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat luas terutama dalam hal kesehatan dan kepedulian sosial," ujarnya.Sebanyak 240 peserta yang terdiri dari karyawan, tenaga pemasar dan nasabah Prudential Indonesia ikut serta dalam kegiatan donor darah.
OJK sebut premi asuransi syariah Rp9,84 triliun per April 2025 (antaranews.com, 16/06/2025)
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menuturkan total pendapatan premi asuransi syariah, termasuk industri asuransi jiwa, asuransi umum, dan reasuransi, senilai Rp9,84 triliun hingga April 2025."Per April 2025, asuransi syariah mencatatkan premi sebesar Rp9,84 triliun atau meningkat sebesar 8,04 persen yoy ( year-on-year /secara tahunan)," kata Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin.Dengan angka tersebut, ia mengatakan asuransi syariah berkontribusi sebesar 8,45 persen dari total premi asuransi komersial serta memiliki porsi polis sebesar 2,8 persen dari total polis asuransi.Sementara terkait klaim, ia menyatakan klaim asuransi syariah tercatat Rp7,39 triliun atau naik 8,10 persen yoy. Sedangkan aset asuransi syariah mengalami peningkatan sebesar 4,35 persen yoy.
OJK catat jumlah investasi asuransi jiwa Rp550,18 triliun per April (antaranews.com, 16/06/2025)
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyampaikan bahwa jumlah investasi industri asuransi jiwa meningkat 2,42 persen year-on-year (yoy/secara tahunan) menjadi Rp550,18 triliun pada April 2025."Di tengah kondisi IHSG yang bergerak fluktuatif pada awal 2025, jumlah investasi asuransi jiwa masih mengalami peningkatan secara yoy posisi April 2025," kata Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin.Ia menuturkan hasil investasi industri asuransi jiwa juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 15,75 persen yoy yang menunjukkan portofolio investasi asuransi jiwa cukup baik dalam menghadapi kondisi pasar modal yang fluktuatif.Pihaknya selalu memantau dan mencermati berbagai dinamika tantangan investasi pada industri asuransi, termasuk tantangan yang saat ini dihadapi berkaitan dengan fluktuasi pasar keuangan global, ketidakpastian ekonomi makro, serta tekanan dari penyesuaian suku bunga dan inflasi.Di sisi lain, ia mengatakan ada pula tantangan internal seperti perlunya peningkatan kapasitas pengelolaan investasi dan manajemen risiko yang lebih adaptif terhadap dinamika pasar.
"OJK akan selalu mendorong dan mendukung suatu aksi korporasi apabila dapat memberikan nilai tambah yang baik kepada masing-masing bank," tambahnya.Seperti diketahui, OJK mengatakan proses merger MNC Bank dan Nobu tetap berjalan, meski ada rencana masuknya perusahaan asuransi asal Korea Selatan, Hanwha Life Insurance Co. Ltd."Terkait dengan komitmen merger MNC dan NOBU sampai saat ini masih berlanjut dan tidak menjadi batal karena diakusisinya NOBU oleh Hanwha," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae kepada Bloomberg Technoz, Selasa (4/2/2025).
Premi Unit Link Sentuh Rp13,37 Triliun, OJK: Porsi Stabil di 22 Persen (republika.co.id, 16/06/2025)
Meski pertumbuhan tahunan negatif, tren unit link tunjukkan pemulihan sepanjang 2024.REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, menyampaikan bahwa pendapatan premi produk unit link atau Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) tercatat sebesar Rp13,37 triliun hingga April 2025."Pada April 2025, tercatat nilai premi unit link sebesar Rp13,37 triliun atau 22,07 persen dari total premi asuransi jiwa," ujar Ogi di Jakarta, Senin.Ia optimistis produk unit link masih akan menjadi salah satu produk unggulan dalam industri asuransi jiwa sepanjang tahun ini, sejalan dengan penerapan Surat Edaran OJK Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI).
Investasi Asuransi Jiwa Tertekan di Awal 2025, Surat Utang Jadi Andalan (kontan.co.id, 17/06/2025)
Industri asuransi jiwa mencatat kinerja investasi yang lesu pada kuartal I-2025, di tengah tekanan berat dari pasar modal dan ketidakpastian kondisi ekonomi serta geopolitik global. Sikap konservatif diambil pelaku industri demi menghindari kerugian yang lebih besar. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total hasil investasi industri hanya mencapai Rp 340 miliar hingga Maret 2025. Angka ini turun tajam dibandingkan Rp 12,32 triliun yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu. Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi, dan Pajak AAJI, Simon Imanto, mengungkapkan bahwa pelemahan pasar saham menjadi penyebab utama turunnya hasil investasi tersebut. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi sekitar 8% sejak awal tahun. "Koreksi pasar saham dipicu oleh ketidakpastian global, termasuk kebijakan The Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari ekspektasi," ujar Simon.
Dalam rangka peringatan hari jadi ke-41, PT Asuransi Jiwa Sequis Life (Sequis Life) menegaskan kembali komitmennya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di usia produktif, melalui pendekatan kesehatan yang menyeluruh: fisik, mental, dan finansial.Komitmen ini diwujudkan dalam acara Health Talk bertema "Wellness Boost for a Better Tomorrow: Think, Live and Plan Well" , yang melibatkan ribuan tenaga pemasar, karyawan, dan agen dari 59 kantor pemasaran Sequis di seluruh Indonesia."Momentum ulang tahun ini kami jadikan penguat peran Sequis dalam membentuk generasi sehat secara holistik fisik, mental, dan finansial," ujar Mia Patria , Chief of Human Resources & Corporate Services Sequis Life.
Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional PT Bhinneka Life Indonesia (Bhinneka Life) menegaskan komitmennya terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) melalui implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117 yang selaras dengan standar internasional IFRS 17 terkait kontrak asuransi. Penerapan PSAK 117 dilakukan melalui sinergi strategis dengan PT Hamilton Prima Indonesia, penyedia solusi teknologi keuangan. Kolaborasi ini memungkinkan Bhinneka Life membangun sistem pelaporan keuangan yang modern, terintegrasi, serta sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim proyek yang telah berkontribusi. Implementasi PSAK 117 ini merupakan wujud nyata komitmen Bhinneka Life dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan transparan. Ini bukan sekedar untuk kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga langkah strategis untuk memperkuat fondasi keuangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan, ujar Benny Indra, President Director Bhinneka Life.
Industri Reasuransi Siap Menjawab Tantangan yang Makin Kompleks (Media Asuransi, 17/06/2025)
Sepanjang tahun 2024 industri reasuransi mencatat penurunan di sejumlah sektor. Laba bersih, premi, ekuitas, dan klaim mengalami penurunan. Sementara hasil investasi dan aset meningkat dibandingkan dengan 2023. Tahun 2025 ini, kinerja reasuransi diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.Ke Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono meyakini industri reasuransi memiliki prospek yang cerah di 2025 ini. Namun, Ogi juga mengingatkan para pelaku industri reasuransi harus tetap waspada dan berhati-hati terhadap sejumlah risiko dan tantangan yang menghadang.Menurutnya, ada sejumlah tantangan yang harus diantisipasi sebaik mungkin oleh industri reasuransi. Tantangan yang dihadapi mencakup dinamika pasar yang semakin kompleks, terutama terkait hardening market dan keterbatasan kapasitas reasuransi domestik.
GFIA BULLETIN
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
INFORMASI KEUANGAN
USD/IDR |
16.295,00 |
IHSG |
7,166.06 |
BI Rate |
5.50 % |
Sumber Media:
cnbcindonesia.com, sindonews.com, kontan.co.id, katadata.co.id, investor.id, antaranews.com, mediaindonesia.com, jpnn.com, bloombergtechnoz.com, republika.co.id, Kontan, jabarekspres.com, dan Media Asuransi.
